Related Articles
Pengenalan Gangan sebagai Warisan Budaya
Gangan adalah nama karya budaya yang diakui sebagai warisan budaya takbenda Indonesia. Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 260/m/2017, gangan termasuk dalam kategori keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional (KKKT) yang berasal dari provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Gangan merupakan kuliner khas masyarakat di pulau Belitong yang memiliki cita rasa unik.
Komposisi dan Cara Memasak Gangan
Bahan utama dalam gangan adalah ikan tenggiri, ketarap, kakap, bulat, patin, dan lainnya. Bumbu yang digunakan antara lain cabe, kunyit, dan kemiri. Proses memasaknya menjadi kunci keberhasilan gangan, di mana bumbu harus dihaluskan dengan cara ditumbuk, bukan di-blender. Selain itu, memasaknya menggunakan tungku api dipercaya akan meningkatkan cita rasa yang dihasilkan. Untuk mendapatkan gangan yang kental, metode terbaik adalah merebus singkong bersama dengan bumbu, sehingga menghasilkan gangan yang liut.
Variasi Gangan di Berbagai Daerah
Ciri khas gangan liut ini umumnya ditemukan di daerah pedalaman, sedangkan masyarakat Melayu pesisir lebih menyukai gangan segar, seperti gangan nasas. Gangan nasas tidak menggunakan singkong, menghasilkan kuah berwarna kuning segar dengan cita rasa pedas, asam, dan sedikit manis. Hingga kini, gangan masih menjadi lauk-pauk sehari-hari masyarakat di pulau Belitung, menjaga kelestariannya. Selain itu, kuliner ini juga berperan penting dalam upacara adat seperti pernikahan, disajikan secara tradisional dalam acara makan bedulang.